CONTOH SKRIPSI EKOMONI MANAJEMEN JUDUL :PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL GUNA MENINGKATKAN LABA USAHA PADA KOPERASI AGRO NIAGA (KAN) JABUNG MALANG (Periode 2005 - 2007)

SAYA MENCOBA LAGI POSTING CONTOH SKRIPSI EKOMONI MANAJEMEN JUDUL :PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL GUNA MENINGKATKAN LABA USAHA PADA KOPERASI AGRO NIAGA (KAN) JABUNG MALANG (Periode 2005 - 2007)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Usaha membangun ekonomi tidak akan bisa berhenti, laju pertumbuhan terus berjalan, karena menyangkut kepentingan kemakmuran negara. Seiring dengan hal tersebut, koperasi dalam kaitannya dengan demokrasi ekonomi, sebagai organisasi atau lembaga ekonomi modern, memiliki peran dan fungsi penting dalam mengiringi pertumbuhan perekonomian, baik peran dan fungsi secara ekonomi maupun sosial. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 (Tunggal, 2002:4). Pada dasarnya, gagasan pendirian koperasi dapat muncul dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat yang berkepentingan dan merasa perlu menjadi anggota koperasi. Oleh karenanya, anggota koperasi bisa terdiri dari petani, nelayan, pengrajin, dan lain sebagainya, yang mana berdasarkan aturan yang disepakati memang memiliki hak untuk itu. Dan tentunya pula hal tersebut didasarkan pada kesadaran akan urgensi koperasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat (anggota) dan pertumbuhan perekonomian sebagaimana telah disebutkan di atas.
Sebagai suatu organisasi, koperasi juga menjalankan fungsi-fungsi manajemen organisasi, yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan. Di mana masing-masing dari fungsi-fungsi tersebut diharapkan mampu berjalan secara efektif dan efisien agar tujuan organisasi tercapai.
Dalam kegiatannya, koperasi tidak hanya bergerak di bidang jasa, misalnya simpan pinjam, namun juga bergerak di bidang produksi, misalnya pertanian, peternakan, dan lain sebagainya. Usaha-usaha tersebut diharapkan mampu tumbuh dan berkembang sehingga mampu menjamin kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tentunya dalam hal usaha yang bersifat profit-oriented tersebut, koperasi dituntut untuk dapat melaksanakannya secara efektif dan efisien guna mendapatkan keuntungan (laba) yang optimal, walaupun pada prinsipnya koperasi bukanlah lembaga yang bertujuan semata-mata memperoleh keuntungan (laba) (Sudarsono, dkk., 2005:81). Hal ini menjadi tanggungjawab manajemen. Karena dalam struktur organisasi koperasi, pelaksanaan usaha sepenuhnya menjadi tanggungjawab manajemen (manajer dan karyawan). Dan oleh karenanya, pada awal pendirian koperasi, terdapat tahap pemilihan calon pengelola koperasi yang harus memiliki klasifikasi di antaranya mempunyai minat besar, jiwa kemasyarakatan, serta cita-cita yang tinggi untuk bekerja secara profesional bagi kepentingan orang banyak dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi.
Pada setiap kegiatan usaha koperasi yang bersifat profit-oriented, tentunya tak lepas dari biaya operasional sebagai akibat dari usaha yang dilakukan, yang selanjutnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan (laba). Laba dalam koperasi disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu periode akuntansi setelah dikurangi penyusutan dan biaya-biaya dari periode akuntansi yang bersangkutan (Sudarsono, dkk., 2005:112). Laba (SHU) koperasi tidak hanya mempunyai peran dan fungsi secara ekonomi, namun juga secara sosial. Karena laba yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dalam prosentase tertentu akan dibagikan untuk dana sosial. Oleh karenanya, hal-hal yang mempengaruhi laba, misalnya biaya operasional, perlu diperhatikan koperasi. Laba dalam koperasi pada hakikatnya adalah pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya (Sudarsono, dkk., 2005:112). Semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin besar pula manfaat yang diperoleh.
Untuk mendapatkan laba secara optimal dan maksimum, perlu dilakukan pengendalian terhadap biaya operasional. Mengingat laba dalam koperasi mempunyai peran dan fungsi penting terhadap perekonomian masyarakat. Pengendalian menurut Makler dalam Stoner dkk., (1994) dalam Ernawati (2000:18) adalah suatu upaya yang sistematis untuk menetapkan standar kerja dengan perencanaan, merancang umpan balik informasi, membandingkan kinerja sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut.
Sementara itu, Supriyono (2000:15-16) menyebutkan bahwa pengendalian sangat erat dengan perencanaan dan penganggaran. Dalam hal laba, perencanaan dan penganggaran sering disebut perencanaan laba (profit planning). Perencanaan dan penganggaran laba inilah yang kemudian dijadikan standar atau pedoman untuk dibandingkan dengan realisasi kerja. Selain itu juga untuk menentukan, meneliti dan menganalisa penyimpangan yang terjadi serta menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan sebagai tolak ukur kinerja di masa yang akan datang.
Ernawati (2000) dalam penelitiannya tentang pengendalian biaya operasional pada PT. BPR Pulau Intan Sejahtera di Kabupaten Blitar menyebutkan bahwa pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan (dalam hal ini BPR Pulau Intan Sejahtera) tersebut kurang baik, sehingga akibatnya realisasi biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pada jumlah yang dianggarkan. Hal ini berakibat tidak adanya peningkatan laba bagi perusahaan, bahkan mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian mempunyai urgensi yang signifikan dalam hal perolehan dan peningkatan laba dalam suatu lembaga ekonomi, termasuk koperasi.
Memang pada kenyataannya, pertumbuhan dan perkembangan koperasi tidak sepesat dunia usaha pada umumya. Namun tidak sedikit koperasi yang berdiri di suatu daerah tertentu dapat tumbuh dan berkembang bahkan sampai memiliki aset yang tidak sedikit jumlahnya (Sholahuddin, 2006:111). Termasuk Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung yang terletak di kecamatan Jabung kota Malang, yang selanjutnya menjadi obyek penelitian penulis.
KAN Jabung, sebelumnya (tahun 1980) bernama KUD Jabung. KAN Jabung mulai bangkit dan berkembang sekaligus berubah nama menjadi KAN Jabung pada tahun 1985 setelah sebelumnya mengalami keterpurukan berkepanjangan yang mencapai klimaksnya pada tahun 1984. KAN Jabung hingga saat ini bergerak di bidang usaha Sapi Perah dan Tebu Rakyat sebagai usaha inti selain usaha-usaha penunjang lainnya, yakni di antaranya usaha swalayan, simpan pinjam, dan produksi pakan ternak dan sarana ternak lainnya (Sapronak). Usaha sapi perah merupakan usaha yang terkait langsung dengan sebagian besar anggota. Dalam hal ini, KAN Jabung memiliki anggota 1100 orang peternak dan mampu menghasilkan 15.000 liter susu per hari (Sumber: Profil KAN Jabung 2007).
Dengan semakin berkembangnya tiap-tiap usaha yang dilakukan KAN Jabung, maka biaya operasional yang diperlukan juga akan semakin besar. Karena pada setiap unit usaha tentu terdapat biaya-biaya tertentu yang diperlukan untuk proses produksi sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit usaha. Tak terkecuali unit sapronak. Dan dapat kita ketahui bersama bahwa persaingan di bidang usaha produksi (manufaktur) sangatlah tinggi. Hal itu menuntut manajemen berusaha keras untuk membuat dan melaksanakan strategi bisnis yang kompetitif secara efektif dan efisien.
Tujuan dari suatu perusahaan pada umumnya adalah meningkatkan laba agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam kurun waktu yang tidak terbatas. Untuk mencapai tujuan tersebut di tengah ketatnya persaingan usaha tidaklah mudah, di mana setiap pengusaha berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh konsumennya. Tak terkecuali kegiatan unit sapronak KAN Jabung, baik pada anggota maupun bukan anggota. Kesadaran masyarakat terhadap peranan koperasi dalam perekonomian yang semakin tinggi, dapat menumbuhkan minat dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
Namun demikian, keadaan seperti ini tidak seharusnya menjadikan pihak pengelola koperasi terbawa arus persaingan dengan mengambil keputusan dan tindakan yang tidak rasional untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar. Tindakan yang tidak rasional ini misalnya, dengan memberikan potongan harga pembelian terutama bagi yang bukan anggota, memberikan hadiah tertentu yang bernilai tinggi, atau tindakan-tindakan lain yang pada dasarnya akan menaikkan biaya operasional koperasi.
Tindakan-tindakan tersebut dapat mengakibatkan penurunan laba usaha atau SHU. Sudah terbukti tidak sedikit koperasi yang dibubarkan karena mengalami kesulitan dana, memerlukan suntikan “dana segar” atau bahkan mengalami kebangkrutan, sebagaimana yang terjadi pada KAN Jabung pada tahun 1984, di mana pada waktu itu KAN Jabung yang masih bernama KUD Jabung tidak mampu lagi membayar kewajiban-kewajibannya, baik pada anggota maupun pada bank (Sumber: Profil KAN Jabung 2007). Semua ini terjadi karena manajemen operasionalisasi koperasi kurang efisien dan tanpa didasari perhitungan yang matang, sehingga biaya operasional tinggi dan selanjutnya laba operasional rendah. Kondisi seperti ini umumnya dialami oleh koperasi-koperasi kecil yang ruang lingkup pasarnya terbatas pada beberapa daerah saja.
Dengan semakin kompetitifnya persaingan usaha, tentu saja setiap pengelola usaha harus dapat bekerja dengan tingkat efisiensi tinggi dan dapat mengembangkan produk atau jasa, sesuai dengan kebutuhan yang tepat terhadap prosedur pengendalian yang ada dan jika memungkinkan dilakukan pengurangan atau pembenahan biaya. Serta perhitungan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi tahunan atau periode yang lebih singkat untuk memilih alternatif terbaik yang dapat menaikkan pendapatan atau penurunan biaya.
Dengan mempertimbangkan uraian di atas, dalam memilih tindakan yang ditempuh pihak manajemen KAN Jabung untuk meningkatkan keuntungan yang diterima, maka penulis berkeinginan untuk menyusun proposal penelitian ini dengan judul “PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL GUNA MENINGKATKAN LABA USAHA PADA KOPERASI AGRO NIAGA (KAN) JABUNG MALANG" (Periode 2005 – 2007).
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana pengendalian terhadap biaya operasional yang dilakukan oleh pihak manajemen koperasi guna meningkatkan laba usaha?

2.      Bagaimana kebijakan penetapan biaya operasional yang ditetapkan oleh pihak manajemen?
Selengkapnya terkait CONTOH SKRIPSI EKOMONI MANAJEMEN JUDUL :PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL GUNA MENINGKATKAN LABA USAHA PADA KOPERASI AGRO NIAGA (KAN) JABUNG MALANG (Periode 2005 - 2007) dari mulai BAB I hingga BAB 5 termasuk daftar pustaka silahkan kunjungi di sini
Print Friendly and PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...