BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Saat
ini persaingan dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya, guna mendapatkan
pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan semakin kritisnya
konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih
produk yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Teknologi yang semakin
canggih dan era globalisasi telah melahirkan the informed consumer, atau
konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas menganai suatu produk dan hal ini
disebabkan karena kemajuan sarana informasi yang ada.
Dalam
perkembangan manajemen pemasaran modern, sebuah perusahaan memerlukan lebih
dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang
menarik, dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran. Perusahaan harus
juga berkomunikasi dengan para pelanggan yang ada sekarang dan pelanggan
potensial, pengecer, pemasok, pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan
dengan perusahaan, dan masyarakat umum.
Banyaknya
produk yang serupa yang dipasarkan, mendorong peruasahaan untuk dapat memenangkan
pangsa pasar. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan strategi pemasaran
yang baik untuk dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Salah satu strategi
pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar produk yang dipasarkan
dapat bertahan di pasaran yaitu melalui periklanan.
.
Tujuan iklan menurut Kotler (2005:278) adalah untuk menginformasikan, membujuk,
mengingatkan dan memperkuat produk atau jasa yang ditawarkan. Periklanan
merupakan salah satu dari banyak aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh suatu
perusahaan. Pada tingkat persaingan yang semakin tinggi, peranan pemasaran
dirasakan sangat penting untuk memenangkan pasar.
Iklan sendiri selain menyediakan
informasi mengenai produk juga berfungsi untuk mempersuasi potential buyer
atas produk yang ditawarkan. Iklan merupakan salah satu pandekatan yang secara
langsung dapat mempengaruhi sikap konsumen. Sikap konsumen terhadap iklan dapat
mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek. Sikap terhadap iklan adalah
kecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik atau tidak baik terhadap
iklan tertentu. Sikap konsumen terhadap iklan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang meliputi isi pesan iklan, pengaruh suatu iklan terhadap suasana
hati dan emosi konsumen (Simamora, 2002:174).
Dalam menampilkan iklan para pemasar dituntut untut
kreatif dan inovatif agar dapat menarik perhatian konsumen dan dapat membawa
minat dari konumen untuk membeli. Salah satu cara yang dapat digunakan agar audience
mau memperhatikan atau memproses pesan iklan adalah dengan menggunakan endorser
atau model iklan yang menarik. Saat ini penggunaan selebriti (public figure)
dalam berbagai iklan khususnya untuk produk baru, merupakan salah satu strategi
pemasaran yang efektif untuk memperoleh atau mempertahankan pangsa pasar.
Ketepatatan
pemilihan selebriti sebagai endorser adalah sangat penting untuk
mennyesuaikan karakteristik selebriti tersebut dengan merek atau produk
tertentu. Ketepatan pemilihan endorser dapat didasarkan pada
karakteristik yang melekat pada diri endorser tersebut. Karakteristik endorser
tersebut mencakup, trustworthiness, mengacu pada kejujuran, integritas,
dan dapat dipercayainya seorang sumber; expertise,
mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keterampilan yang dimiliki seorang
pendukung yang berhubungan dengan topik iklannya; attractiveness, daya
tarik bukan hanya daya tarik fisik, meliputi sejumlah karakteristik yang dapat
dilihat khalayak dalam diri pendukung, kecerdasan, sifat atau kepribadian, gaya
hidup, kaetletisan tubuh dan sebagainya; respect, apakah sumber layak
digemari atau dihargai; similarity, apakah kepribadian endorser
memiliki kesamaan dengan audience (Shimp, 2007:304).
Strategi
periklanan melalui celebrity endorser dilakukan juga oleh produsen
produk kartu seluler Kartu AS. Kartu As merupakan produk yang dikeluarkan oleh
PT. Telkomsel, Kartu As merupakan kartu seluler prabayar yang ditujukan untuk
segmen menengah bawah, terutama kalangan remaja, bagi pemakai pemula kartu
seluler, dan menawarkan beragam fasilitas yang tidak berbeda jauh dengan produk
Telkomsel lainnya (lebihcepat, 2009).
Kompetisi
yang semakin ketat diantara operator dan pertumbuhan yang tinggi pada kartu
Simpati yang merupakan salah satu produk yang sama-sama dikeluarkan oleh
Telkomsel, menjadikan pertumbuhan Kartu As mengalami pelambatan pada dua tahun
terakhir yaitu pada tahun 2008 dan 2009. Kartu As sebelumnya dikenal sebagai
kartu prabayar dengan pertumbuhan paling tinggi di Indonesia. Pada tahun 2009,
dari sekitar 80 juta pelanggan Telkomsel, pelanggan Kartu As diperkirakan
mencapai 21 juta. Padahal pada tahun 2007 pelanggan Kartu AS menembus 18 juta pelanggan (Republika,
2009)
Kondisi tersebut membuat produsen Kartu As melukuan
strategi repositioning terhadap produknya. Strategi repositioning
tersebut digambarkan dengan perubahan dari musik pop ke musik dangdut. Sehingga
untuk mempertajam serta mengkomunikasikan strategi reposisinya produsen
Kartu As menggandeng selebriti penyanyi sekaligus ikon musik dangdut Ridho dan
Rhoma Irama. Fokus Kartu As kali ini lebih ditekankan pada pengguna kalangan
menengah kebawah seperti pingiran kota dan pedesaan yang identik menyukai musik
dangdut (Republika,
2009).
Terjadinya
kontradiksi antara teori dan realita yang ada menarik untuk diteliti. Secara
teori pemakaian selebriti tertentu sebagai endorser iklan akan dapat
mengalihkan sikap (positif) dari selebriti tersebut pada produk (Simamora,
2002:184). Akan tetapi penggunaan artis musik pop grup band Ungu maupun Slank
yang sebelumnya dilakukan oleh produsen Kartu As ternyata tidak lagi berdampak
signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan Kartu As. Sehingga produsen Kartu
As melakukan repositioning dari musik pop ke dangdut sebagai upaya untuk
mengembalikan masa keemasan Kartu As yang pernah mencapai 500 ribu aktivasi
perbulan pada beberapa tahun yang lalu (Hindarto, 2009).
Pemilihan Ridho dan Rhoma Irama sebagai endorser
produk Kartu AS saat ini diharapkan dapat lebih menarik perhatian konsumen dari pada pemakaian selebriti yang sebelumnya.
Pemilihan bintang iklan yang tepat dapat mempengaruhi tumbuhnya market share,
diharapkan personality sang bintang akan melekat pada merek dan
diharapkan sang bintang menjadi endorser yang handal sehingga dapat
menarik perhatian konsumen dan membawa minat dari konsumen untuk memebeli
produk yang diiklankan.
Dipilihnya Ridho dan Rhoma Irama sebagai endorser
diduga kuat akan dapat berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan Kartu As,
karena keduanya merupakan icon dari musik dangdut dan keduanya juga dikenal
oleh berbagai lapisan masyarakat, baik kalangan atas, menengah maupun bawah.
Dalam penelitian ini peneliti mengetahui apakah celebrity endorser Ridho Rhoma dan Rhoma
Irama berpengaruh secara simultan terhadap minat membeli Kartu As. Penelitian ini difokuskan di Desa Kertosuko
Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo dan masyarakat yang berada di sana
sebagai objek penelitian. Hal ini dikarenakan fokus repositioning produk
Kartu AS saat ini adalah pada masyarakat kalangan menengah kebawah yang umumnya
berada di dearah pinggiran kota dan pedesaan. Masayarakat di desa tersebut
rata-rata merupakan golongan kelas sosial menengah kebawah. Sehingga peneliti melilih masyarakat di desa tersebut sebagai objek
penelitian. Selain itu, adanya keterbatasan waktu dan biaya dari peneliti untuk
melakukan penelitian dengan karakteristik populasi yang lebih heterogen dan
lebih beragam. Hal tersebut tentunya diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai sikap konsumen dalam penelitian ini.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Celebrity
Endorser Ridho Rhoma dan Rhoma Irama Terhadap Minat Membeli Kartu As (Studi Pada
Masyarakat Desa Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo)”.
1.2.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
celebrity endorser Ridho Rhoma dan Rhoma Irama berpengaruh secara
simultan terhadap minat membeli Kartu As?
2.
Apakah
celebrity endorser Ridho Rhoma dan Rhoma Irama berpengaruh secara
parsial terhadap minat membeli Kartu As?
Selengkapna terkati Skripsi Pemasaran Judul PENGARUH CELEBRITY ENDORSER RIDHO RHOMA DAN RHOMA IRAMA TERHADAP MINAT MEMBELI KARTU AS (Studi Pada Masyarakat Desa Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo) Dari mulai BAB I HIngga BAB 5 Penutup Termasuk daftar pustakan dan lampiran silahkan cek di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar