Skripsi manajemen pemasaran : PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP OMZET PENJUALAN di TOKO SAKINAH PAITON PROBOLINGGO
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Krisis ekonomi global telah terjebak
pada sistem kapitalisme internasional sehingga sampai saat ini sepertinya tak
ada persiapan jelas menghadapi krisis keuangan global yang berawal dari
runtuhnya industri keuangan di Amerika Serikat. Menurut Kaminsky, dkk. (1998) dalam
Prasetyantoko (2008:13) Krisis adalah sebuah situasi di mana serangan pada
sistem nilai tukar menyebabkan depresiasi tajam pada nilai tukar itu, atau juga
bisa mengakibatkan penurunan drastis
dalam cadangan devisa asing (international reserves). Menghadapi krisis
global (variabel-variabel makro ekonomi) pada saat ini, manajemen dalam membuat
keputusan harus mampu menyatukan dan mengembangkan berbagai elemen yang relevan
ke dalam situasi total perusahaan. Di sisi lain perusahaan dituntut
mengantisipasi dampak krisis global (variabel-variabel makro ekonomi) yang
menyerang seluruh Negara didunia ini, baik Negara berkembang maupun Negara yang
sedang berkembang, termasuk Indonesia.
Krisis pasar finansial yang menimpa
perekonomian Amerika Serikat (AS) yang menyeruak kepermukaan sejak Agustus
2007, krisis yang dipicu oleh masalah surat utang berbasis perumahan
berkualitas rendah (subprime mortgage) tersebut, bukanlah sesuatu yang
baru (Prasetyantoko, 2008:2). Dan meskipun kejadian tersebut menimpa
perekonomian Amerika Serikat (AS), namun kejadian tersebut mempengaruhi ritme
perekonomian dunia yang melambat serta dikenal sebagai masa serba sulit (malaise).
Masa-masa sulit tersebut ditandai dengan terjadinya depresiasi nilai tukar mata
uang Indonesia (Rupiah) terhadap mata mata uang Amerika Serikat (Dollar AS),
melonjaknya harga minyak dunia, tingginya harga pangan, dan lain sebagainya.
Krisis sebagai sebuah situasi di mana serangan pada sistem nilai tukar
menyebabkan depresiasi tajam pada nilai tukar itu, atau juga bisa mengabikatkan
penurunan drastis dalam cadangan devisa asing (international reserves)
(Kaminsky, dkk., 1998 dalam Prasetyantoko, 2008:13).
Nilai tukar rupiah terkoreksi tajam pada
akhir Desember 2008 yaitu pada level Rp 10.900/USD. Kondisi ini sejalan dengan
kinerja neraca pembayaran yang menunjukkan penurunan sejak Triwulan III-2008,
sebagaimana tercermin dari peningkatan defisit transaksi berjalan (current account) dan mulai defisitnya
neraca transaksi modal dan finansial (financial account). Peningkatan
defisit transaksi berjalan terutama
bersumber dari anjloknya kinerja ekspor sejalan dengan kontraksi perekonomian
global yang diiringi dengan merosotnya harga berbagai komoditas ekspor.
Sementara, kesulitan likuiditas keuangan global dan meningkatnya perilaku risk
aversion dari pemodal asing memicu terjadinya realokasi ke aset yang lebih
aman (flight to quality) juga berdampak pada menurunnya kinerja neraca
transaksi modal dan finansial. Menyusul tertekannya kinerja ekspor secara
signifikan, dunia usaha pun mulai terkena imbas dan gelombang pemutusan
hubungan kerja mulai terjadi, khususnya di industri-industri berorientasi
ekspor seperti industri kayu, tekstil, dan pengalengan ikan (www.bi.go.id/../Bab3KrisisEkonomiGlobaldanDampaknyaterhadapPerekon.pdf 22 Juli 2009). Hal ini
seperti yang diungkapkan oleh Frankel dan Rose (1996) dalam
Prasetyantoko (2008:13) mengatakan krisis nilai tukar didefinisikan sebagai
perubahan besar pada beberapa indikator pada nilai aktual atau potensial dari
sebuah mata uang. Selain itu, harga minyak terus menerus mencetak rekor
tertinggi, yaitu menyentuh harga 100-110 dollar AS/barrel, bahkan mencapai 145
dollar AS/barrel pada minggu pertama bulan juli 2008 (Prasetyantoko,
2008:177).
Krisis global (variabel-variabel makro ekonomi) kini mulai dirasakan
pengusaha tesktil dan produk tekstil (TPT). Termasuk Toko Sakinah Paiton
Probolinggo, toko yang bergerak dalam bidang industri tekstil (pakaian) yang
terpadu. Tidak bisa dipungkiri, krisis ekonomi keuangan global yang bersumber
dari sistem ekonomi kapitalis di Amerika ini juga berdampak langsung kepada
perekonomian Indonesia, tidak luput juga di industri tekstil (Jaka Sriyana,
2009). Ini terlihat dari ekspornya yang mulai melambat, yakni hanya tumbuh 5,6%
dari 1,237 miliar dollar AS menjadi 1,312 miliar dollar AS pada semester
pertama 2008. Hal ini menunjukkan bahwasanya melambatnya pertumbuhan ekspor
komoditas ini semakin terasa terhadap pasar Amerika Serikat. Sepanjang semester
pertama ini, secara nilai ekspor ke AS hanya naik tipis, yakni 0,75% dari
periode yang sama dua tahun lalu. Dari nilainya 530,171 juta dollar AS di
periode yang sama tahun 2007, dan hanya mencapai 534.169.438 dollar AS untuk
2008 (Puspita Handayani, 2008). Dengan demikian, kenaikan omzet penjualan
ekspor yang semakin melambat dari semester pertama tahun 2008 dibandingkan
semerter pertama tahun 2007 yaitu sebesar 0,75%.
Perkembangan tesktil dan produk tekstil
(TPT) dewasa ini sangatlah komplek dan selalu mengalami berbagai perubahan yang
sangat cepat, akibat krisis subprime mortgage yang menimpa Amerika
Serikat (AS). Perubahan-perubahan yang cepat tersebut, turut berpengaruh
terhadap strategi pemasaran yang diambil oleh perusahaan tekstil di seluruh
Indonesia, sebab kadang strategi pemasaran yang digunakan hari ini tidak tepat
lagi untuk digunakan dihari esok.
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran
adalah bauran pemasaran, merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang
berkaitan dengan penentuan bagaimana penrusahaan menyajikan penawaran dan
perencanaan produk atau jasa, penentuan harga, media promosi, dan distribusi
pada pada segmen pasar tertentu, yang merupakan pasar sasarannya. Bauran pemasaran
merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari dari sistem
pemsaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi
tanggapan konsumen dalam pasar sasaran. Variabel atau kegiatan tersebut perlu
dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan secara efektif mungkin dalam
melakukan kegiatan pemasaran. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar
memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat
mengkoordinasikan berbagai variabel bauran pemasaran tersebut, untuk
melaksanakan program pemasaran secara efektif.
Secara defisional, pemasaran adalah suatu
proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi
sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan
tujuan individu dan organisasi (Lamb, dkk., 2001:6). Selain itu pemasaran juga
dapat diartikan sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan
harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang, dan jasa dalam rangka memuaskan
tujuan individu dan organisasi. Konsep diatas secara emplementatif, dikenal
dengan istilah bauran pemasaran (Candra, 2005:1).
Fokus utama dari strategi pemasaran adalah
mengalokasikan dan mengkoordinasi sumber daya dalam kegiatan pemasaran untuk
mencapai tujuan perusahaan di dalam produk pasar spesifik (Boyd, dkk.,
2000:30-31). Oleh karena itu, isu penting dari ruang lingkup strategi pemasaran
termasuk menspesifikasi pasar sasaran untuk produk atau lini produk tertentu.
Kemudian perusahaan mencari keunggulan kompetitif dan sinergi melalui program
unsur-unsur bauran pemasaran yang terintegrasi dengan baik (terutama pemasaran,
yaitu : produk, harga, saluran distribusi, dan promosi) yang dirancang untuk
kebutuhan dan keinginan pelanggan potensial di dalam pasar sasaran.
Dalam perspektif penelitian ini, setiap
variabel krisis global (variabel-variabel makro ekonomi) yaitu : Nilai Tukar
Rupiah terhadap Dollar AS, naiknya Harga Minyak, dan Harga Emas mempengaruhi
strategi pemasaran melalui salah satu pemahaman dari peranan setiap komponen
bauran pemasarannya adalah sejauh mana kontribusi setiap komponen dalam
meningkatkan volume penjualan. Sehingga, untuk dapat mendorong meningkatnya
volume penjualan sesuai dengan yang direncanakan dalam menghadapi krisis global
(variabel-variabel makro ekonomi) sekarang, maka bauran pemasaran merupakan
salah satu cara yang ditempuh sebagai alat pencapaian tujuan tersebut.
Dengan melaksanakan bauran pemasaran yang
efektif dan efisien, diharapkan perusahaan mampu mengkomunikasikan produk
kepada pasar sasaran, memberi informasi tetang keistimewaan, kegunaan, dan yang
penting adalah tentang keberadaannya dalam mengubah sikap ataupun untuk
mendorong orang untuk bertindak (membeli), yang pada akhirnya akan
menguntungkan bagi perusahaan yang terindikasi dari meningkatnya volume
penjualan.
Berdasarkan pada alasan di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Variabel-Variabel Makro Ekonomi Terhadap Omzet Penjualan di Toko Sakinah Paiton Probolinggo”.
2. RUMUSAN MASALAH
Apakah variabel-variabel
makro ekonomi berpengaruh secara simultan terhadap omzet penjualan Toko Sakinah Paiton Probolinggo?
Apakah variabel-variabel makro ekonomi berpengaruh secara parsial
terhadap omzet penjualan Toko Sakinah Paiton
Probolinggo?
Selengkapnya terkait Skripsi manajemen pemasaran : PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP OMZET PENJUALAN di TOKO SAKINAH PAITON PROBOLINGGO dari bab I hingga bab5 silahkan cek di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar