Kali ini kembali lagi saya akan mencoba memposting koleksi skrispsi dari folder laptop saya terkati CONTOH SKRIPSI MANAJEMEN PEMASARAN JUDUL : ANALISIS PENGARUH REKOMENDASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi pada AHASS 0003 Malang Honda Center PT. Mitra Pinasthika Mustika Malang)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi memegang peranan yang
penting dalam kehidupan setiap orang. Transportasi yang praktis, irit, dan aman
atau safety adalah keinginan setiap orang pada saat ini. Dimana setiap
orang ingin dapat sampai ke tempat tujuannya dengan tepat dan aman, tanpa
terjebak dengan kemacetan lalu lintas. Untuk memenuhi keinginan tersebut setiap
orang menggunakan sarana transportasi sepeda motor. Akibatnya tidak heran kalau
jumlah penjualan sepeda motor dari tahun ke tahun terus meningkat.
Dengan jumlah
penduduk lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia merupakan pangsa pasar yang potensial
bagi penjualan sepeda motor. Sehingga Indonesia menjadi sasaran pusat produksi
dan pemasaran sepeda motor, apalagi hampir semua komponen sepeda motor sudah
bisa diproduksi sendiri. Setiap tiga detik, kini sudah bisa dihasilkan sebuah
sepeda motor. Merek-merek motor ternama sudah memiliki pabrik di Indonesia
(Gunawan dalam Kompas, 13 November 2006).
Sehingga persaingan
dari merek Honda dengan yang lain, mengharuskan Honda untuk melakukan
diversifikasi produknya, yang salah satunya berupa basis layanan purna jual
(H1, yaitu program garansi,
info AHASS,
dan ketersediaan spare part). Hal ini bertujuan selain meningkatakan
aspek bisnis, juga untuk melakukan layanan purna jual yang diharapkan berdampak
pada aspek loyalitas.
Di dalam layanan purna jual tersebut
dilaksanakan pula pemberian informasi tentang hak konsumen mengenai garansi
sepeda motor Honda untuk mesin selama tiga tahun dan peraturan-peraturan yang
lain serta informasi tentang lokasi-lokasi pelayanan service di AHASS yang tersebar di seluruh Indonesia,
yang dikemas dalam bentuk kampanye pemasaran. Perusahaan memanfaatkan orang
lain yaitu para pemasar jaringan yang bergabung sebagai anggota, untuk
berbicara tentang kelebihan, manfaat, serta kebaikan produk dan jasa yang
dipasarkan (Legawa, 2005: 22). Rekomendasi itu diberikan agar konsumen merasa
diperhatikan yang akhirnya diharapkan loyal terhadap perusahaan.
Rekomendasi merupakan proses
rasional dimana para analis memproduksi informasi dan argumen-argumen yang
beralasan tentang solusi-solusi yang potensial (kuat) dari masalah-masalah
publik (Anharudin, dalam www.nakertrans.go.id).
Rekomendasi juga dilakukan antar sesama pelanggan. Pelanggan seringkali
terlibat dalam penyampaian jasa dan kemudian menginformasikan kepada pelanggan
potensial lain tentang pengalaman mereka (Payne, 1993: 201). Hal ini dapat kita
lihat ketika seorang akan mencari dokter, hotel, rumah sakit, pengacara,
konsultan manajemen, agen asuransi, arsitek dan sebagainya.
Mereka atau pelanggan ini akan
dengan senang hati memberikan usulan mengenai penyedia jasa dan memang beberapa
bisnis khususnya dimantapkan untuk menawarkan jasa semacam itu. Disamping itu
rekomendasi independen dari para pelanggan tentang produk, jasa, dan citra
suatu perusahaan lebih dipercaya oleh para calon pembeli atau para calon
anggota baru bila dibandingkan dengan rekomendasi yang dibuat sendiri oleh
perusahaan yang bersangkutan (Legawa, 2005: 30). Payne (1993: 201) juga
mengatakan hal yang serupa bahwa apabila orang menjadi penyampai jasa,
rekomendasi personal seringkali merupakan sumber informasi yang disukai. Sebab,
sifat manusia yang suka mencari informasi dan kemudian membaginya kepada orang
lain. Disamping itu apabila orang menjadi penyampai jasa, rekomendasi personal
seringkali merupakan sumber informasi yang disukai.
Tahun 2006 minyak goreng Bimoli
memperoleh peringkat pertama dalam Indonesian Customer Loyality Index
(ICLI) pada kategori produk minyak goreng kemasan (branded), dengan
mendapat nilai tertinggi loyalty index 86,5 dan referral (seberapa
besar upaya konsumen merekomendasikan merek produk yang digunakan kepada orang
lain) index 52,6. Dengan prestasi ini, pangsa pasar Bimoli mencapai
40,2% dengan mengacu pada data lembaga riset MARS 2005 (Rahayu dan Mohammad
dalam SWA 06/XXII, 23 Maret - 5 April 2006).
Dari fakta di atas dapat diketahui
bahwa peran rekomendasi penting dan berpengaruh terhadap peningkatan
loyalitas konsumen. Dunn (2003: 429) memberikan kriteria untuk membuat
rekomendasi kebijakan. Kriteria tersebut terdiri dari enam tipe utama yaitu
efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, dan kelayakan.
Efektivitas
berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil yang diharapkan
(Nugroho D, 2007: 24). Suatu alternatif
rekomendasi harus dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian
tujuan perusahaan. Oleh sebab itu rekomendasi harus dikelola secara efektif.
Jika rekomendasi efektif maka kontribusinya akan semakin besar dan semakin
efektif pula program atau kegiatan perusahaan, yang akhirnya tujuan akan
tercapai (spending wisely) (Mahmudi, 2005: 92). Efektivitas dapat
dilihat dari layanan suatu perusahaan yang dilakukan para pekerjanya
(Simatupang dan Akib, 2007: 37), yaitu dalam hal kemampuan pekerja, kecepatan
dalam memberikan pelayanan, dan kelengkapan peralatan yang digunakan.
Efisiensi
terkait dengan hubungan antara output
berupa barang atau pelayanan yang dihasilkan dengan sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan output tersebut (Mahmudi, 2005: 91).
Rekomendasi sebagai salah satu sumber daya perusahaan dapat dikatakan efisien
apabila mempu menghasilkan output tertentu dengan input (berupa
biaya standar yang dikeluarkan) serendah-rendahnya, atau dengan input
tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya (spending well)
(Mahmudi, 2005: 91). Efisiensi dapat ditunjukkan melalui bagaimana kinerja
perusahaan dalam memberikan pelayanannya (www.damandiri.or.id)
dan (Laurensius, 2005:
45), yaitu mengenai biaya administrasi, waktu dalam proses penyelesaian
pekerjaan dan kondisi hasil barang yang telah diperbaiki.
Kecukupan
berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan,
nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah (Nugroho D, 2007: 25). Rekomendasi yang
dilakukan dalam suatu layanan harus sesuai dengan kebutuhan, nilai atau kesempatan,
agar dapat memenuhi kriteria kecukupannya. Sehingga rekomendasi dapat
memaksimalkan layanan yang diberikan dan meminimalkan tingkat kesalahan yang
terjadi. Pemenuhan kebutuhan konsumen
akan kualitas jasa yang diberikan perusahaan (Mahmudi, 2005: 29), dapat dilihat
melalui bagaimana kemudahan dalam penggunaan atau pengaksesan jasa, kebersihan dan kerapian jasa yang diberikan
dan ketersediaan fasilitas pada saat dibutuhkan.
Perataan (equity)
adalah suatu kriteria untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan
rekomendasi yang didasarkan pada pertimbangan apakah alternatif yang
direkomendasikan tersebut menghasilkan lebih banyak distribusi yang adil atau
wajar terhadap resources yang ada dalam masyarakat (Mahmudi, 2005: 73).
Rekomendasi bisa terdistribusi dengan adil bila diberikan tepat pada konsumen
sesuai dengan kebutuhan dan peran sertanya bagi kemajuan perusahaan. Ketepatan
dan kesesuaian dengan kebutuhan konsumen dapat diidentifiksi melalui kesesuaian
(fit) layanan yang diberikan perusahaan (Mahmudi, 2005: 73-74), yaitu
dalam hal kesesuaian layanan dengan kebutuhan konsumen dan kemampuan sumber
daya (peralatan) dalam memberikan pelayanan.
Responsivitas
berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan melalui suatu rekomendasi dapat
memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai-nilai kelompok masyarakat atau
konsumen. Responsivitas sangat diperlukan dalam pelayanan suatu perusahaan
karena merupakan bukti kemampuan perusahaan untuk mengenali kebutuhan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas
serta mengembangkan program pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan
aspirasi masyarakat (Dilulio, dalam Dwiyanto dkk, 2006: 62). Untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan
prioritas serta mengembangkan program
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat dapat dilihat
dari sikap (suatu evaluasi kognitif / kesadaran, perasaan emosional / afektif,
dan kecenderungan tindakan seseorang terhadap suatu obyek / konatif) perusahaan
(Dwiyanto dkk, 2006: 63), dalam hal sikap perusahaan dalam merespon keluhan,
penggunaan keluhan sebagai referensi bagi perbaikan penyelenggaraan pelayanan
dan tindakan perusahaan untuk memberikan kepuasan pelayanan.
Kelayakan (appropriateness)
adalah kriteria yang dipakai untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk
dijadikan rekomendasi dengan menilai apakah hasil dari alternatif yang
direkomendasikan tersebut merupakan pilihan tujuan yang layak (Nugroho, 2007:
25). Kelayakan rekomendasi terkait dengan alternatif atau solusi yang diberikan
apakah tepat untuk semua konsumen yang mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang
bermacam-macam. Kelayakan rekomendasi ini dapat dilihat dari hasil pelayanan
perusahaan (Nugroho D, 2007: 27) dan (Mahmudi, 2005: 29), dalam hal estetika
layanan dan keamanan dan kenyamanan pelayanan.
Rekomendasi dapat disampaikan salah
satunya melalui tiap-tiap pertemuan atau kontak yang terjadi antara petugas dan
konsumen atau dapat disebut juga sebagai moment of truth. Pada saat itu
konsumen “benar-benar” harus mendapatkan kepuasan dari hasil layanan para people
of the service company (Kartajaya, 2006: 149). Layanan yang
diberikan itu merupakan satu-satunya jalan agar perusahaan dapat mempertahankan
konsumennya yang setia (loyal), karena mereka merupakan aset yang berharga yang
mendukung kesuksesan perusahaan (Barata, 2003: 22).
Loyalitas dapat didefinisikan
berdasarkan perilaku membeli dari pelanggan yang loyal. Pelanggan yang loyal
adalah orang yang melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli
antarlini produk, produk dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan
menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing (Griffin, 2003: 31).
Diantara
bentuk layanan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan kendaraan bermotor adalah
dengan memberikan kemudahan untuk menjangkau jaringan, melakukan perawatan
(perbaikan), dan pelayanan purna jual (after sales). Untuk
merealisasikan layanan seperti ini, Honda berupaya memberikan layanan terbaik
dengan cara memperbanyak jaringan penjualan atau dealer (H1), layanan bengkel (servis AHASS atau H2),
purna jual dan spareparts (komponen atau H3). Kehadiran beragam layanan
ini diharapkan akan semakin memudahkan Honda dalam melayani konsumennya, dan konsumen
pun merasa nyaman dengan beragam fasilitas yang disediakan Honda tersebut.
Satu hal yang sangat penting bagi
konsumen dari berbagai macam layanan tersebut adalah layanan bengkel. Dulu,
bengkel sangat identik dengan kotor, dipenuhi sisa oli bekas dan lain
sebagainya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, saat ini bengkel-bengkel
yang dimiliki Honda (AHASS) terus berbenah dan semakin baik. Tidak saja dari
segi layanan perbaikan, tetapi juga tempat atau ruang tunggu pelanggan saat
kendaraannya diservis atau diperbaiki. Sehingga AHASS memiliki kepedulian
terhadap kebersihan lingkungan dan kini dikenal dengan sebutan bengkel hijau
yang ramah lingkungan. Bengkel hijau atau ramah lingkungan adalah bengkel yang
bebas dari pencemaran, baik limbah B3, polusi udara, kebisingan suara dan lain
sebagainya.
Jika suatu saat pemilik sepeda motor
Honda ingin melakukan perawatan atau perbaikan (servis) ke bengkel Honda
melalui jaringan AHASS, maka di bengkel bersangkutan tertulis Lima Hijau (5
Hijau), yaitu hijau lingkungan (lokasi), hijau hasil kerja, hijau pakaian
(bersih), hijau ruangan kerja dan hijau ruang tunggu pelanggan. Konsep bengkel
resmi Honda (AHASS) telah menerapkan konsep K3, yaitu kebersihan, kenyamanan
dan keamanan. Bengkel-bengkel Honda (AHASS) dibuat melalui konsep AMDAL
(Analisa Mutu dan Pengendalian Lingkungan) dan bebas dari pencemaran lingkungan
(oil trap). Oli bekas tidak langsung dibuang ke selokan atau lainnya,
tetapi dibuang ke penampungan khusus. Sehingga oli tersebut tidak tercecer
kemana-mana. Sekitar 80 persen bengkel Honda (AHASS) sudah memiliki pembuangan
limbah yang baik (Syahroni dalam www.kaltengpos.com).
AHASS (Authorized
Honda Service Station), adalah salah satu jaringan pemeliharaan yang
merupakan bagian dari AHM yang salah satu tugasnya adalah sebagai layanan purna
jual, yang melakukan servis atas setiap keluhan konsumen yang menggunakan
sepeda motor Honda. Dengan
menservis sepeda motor di AHASS konsumen akan mendapat pelayanan terbaik sesuai
standar dari Honda.
Astra Honda
Motor (AHM) juga menambah satu departemen untuk menangani masalah kepuasaan
pelanggan, yaitu departemen HC3 (Honda Customer Care Center) yang juga
menyediakan layanan telepon bebas pulsa (0800 11 46632).
Selain itu
setiap bengkel resmi Honda (AHASS) ditunjang oleh para mekanik yang merupakan
tenaga terampil dan terdidik yang telah menjalani pelatihan mekanik tingkat I,
II dan III, maupun manajemen serta menggunakan peralatan, perlengkapan teknis
dan administrasi standar Astra Honda Motor, dengan demikian konsumen akan
mendapat pendidikan (customer education) bagaimana cara merawat sepeda
motor Honda secara berkala yang baik dan benar agar sepeda motor Honda tetap
awet, nyaman dan aman bagi pengendara (www.cdn.co.id).
Akan tetapi,
meskipun AHASS memberikan pelayanan yang profesional seperti itu, tidak semua
konsumen mengikuti isi rekomendasi itu, sehingga mereka tidak selalu menservis
sepeda motornya pada AHASS. Mereka hanya menservis sepeda motornya selama
garansinya masih berlaku. Selanjutnya, setelah itu mereka menservis sepeda
motornya pada bengkel umum atau tidak resmi yang tersebar dimana-mana, bahkan
ada yang di perbaiki sendiri, jika kerusakan sepeda motornya tidak terlalu
parah.
Selain agar para konsumen selalu
memperbaiki atau menservis sepeda motornya pada bengkel resmi tersebut,
meskipun garansinya sudah habis, rekomendasi tersebut berfungsi juga sebagai
salah satu strategi untuk meningkatkan loyalitas konsumen pada Honda.
Sebab loyalitas dapat dilihat dari aktivitas
konsumen dalam melakukan pemakaian atau pembelian berulang secara teratur
terhadap produk dan jasa, serta
menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing (Griffin, 2003:
31). Jika loyalitas konsumen itu meningkat
maka profit yang didapat juga semakin bertambah besar.
Berdasarkan uraian
diatas dan melihat betapa pentingnya rekomendasi yang baik dalam rangka
meningkatkan loyalitas konsumen. Maka penelitian ini mengambil judul ”Analisis
Pengaruh Rekomendasi Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Pada AHASS 0003
Malang Honda Center PT. Mitra Pinasthika Mustika Malang)”.
Rumusan Masalah
Atas
dasar rumusan masalah tersebut, maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai
berikut:
Apakah terdapat pengaruh yang signifikan
secara simultan dari kriteria rekomendasi yang terdiri dari efektivitas,
efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, dan kelayakan terhadap loyalitas
konsumen.
Apakah terdapat pengaruh yang signifikan
secara parsial dari kriteria rekomendasi yang terdiri dari efektivitas,
efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, dan kelayakan terhadap loyalitas
konsumen.
Selengkapnya terkati CONTOH SKRIPSI MANAJEMEN PEMASARAN JUDUL : ANALISIS PENGARUH REKOMENDASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi pada AHASS 0003 Malang Honda Center PT. Mitra Pinasthika Mustika Malang) Dari Mulai BAB I hingga BAB 5 termasuk daftar pustaka, silahkan cek di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar