Contoh Skripsi Ekonomi Manajemen Keuangan Judul Analisis Kelayakan Investasi Guna Meningkatkan Kualitas Jasa pada Taman Wisata Pemandian Wendit di Kabupaten Malang

Kembali lagi saya akan memposting Contoh Skripsi Ekonomi Manajemen Keuangan Judul Analisis Kelayakan Investasi Guna Meningkatkan Kualitas Jasa pada Taman Wisata Pemandian Wendit di Kabupaten Malang


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Krisis moneter yang melanda Indonesia di pertengahan tahun 1997 telah membawa dampak negatif yang sangat terasa terhadap kegiatan perekonomian  Negara Indonesia. Seluruh aspek perekonomian negara Indonesia terkena dampak tersebut, termasuk aspek infrastruktur baik pusat maupun daerah yang ada di Indonesia.
Salah satu dampak tersebut adalah keterbatasan dana atau anggaran  APBN dan APBD yang disediakan pemerintah untuk pembiayaan infrastruktur baik pusat maupun daerah. Seperti yang diungkapkan oleh Raden Pardede selaku ketua tim pembiayaan infrastruktur dimasa pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono bahwa untuk membangun infrastruktur yang diprioritaskan untuk tahun 2006 - 2010, diperlukan dana sebesar Rp 200 Triliun. Dari jumlah tersebut ternyata pemerintah hanya mampu menyediakan dana anggaran sebesar 20% atau sekitar 40 Triliun.
Sedangkan menurut Deputi Menko perekonomian bidang infrastruktur (Suyono Dikun) dalam jumpa pers infrastruktur Summits II di Hotel Borobudur, Jakarta, selasa 4 /7/2006 "bahwa pembiayaan proyek infrastruktur tiap tahun mengalami kekurangan dana Rp.163,5 Triliun, Tambahnya bahwa jumlah tersebut sulit dipenuhi karena ruang APBN yang sangat kecil akibat tergerus oleh pembiayaan untuk bencana alam, anggaran pendidikan dan anggaran lainnya, juga jumlah presentase anggaran pembiayaan infrastruktur terhadap Produk Domestic Bruto (PDB) dari tahun ketahun semakin mengecil.
Sebelum krisis angkanya mencapai 5,5 % sampai 6% dari PDB, sementara ditahun 2006 angka tersebut diperkirakan turun drastis menjadi 2% dari PDB. Dengan infrastruktur summits II, pemerintah mengharap bisa menggandeng pihak asing maupun swasta untuk membiayai sejumlah proyek yang termasuk infrastruktur daerah, pembiayaan tersebut dapat berupa penerbitan saham dll.
Adanya otonomi daerah yang telah ditetapkan oleh kesepakatan pemerintah ternyata membuat pemerintah daerah untuk mencari alternatif bagaimana mencukupi kebutuhan yang diperlukan oleh daerahnya serta bagaimana infrastruktur daerah dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah.
Ditambah lagi dengan persaingan di era globalisasi dan iklim ekonomi yang semakin kurang menentu yang telah memaksa sebagian pengusaha untuk memusatkan perhatian yang ditujukan guna mempertahankan dan meningkatkan peluang pasar.
Hal ini berarti bahwa  dalam iklim globalisasi ekonomi tersebut seorang pengusaha harus dapat menciptakan competitive advantage atau keunggulan daya saing dalam perdagangan, melalui peningkatan kualitas dan produktivitas barang dan jasa. (H. Soewarso, 2004: 52)
Dalam meningkatkan kualitas jasa, maka pemerintah daerah harus selektif dalam memilih infrastruktur yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan sehingga mampu memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah. Infrastruktur tersebut misalnya adalah taman wisata.
Demikian halnya dengan taman wisata, taman wisata merupakan salah satu asset daerah dalam bidang produksi jasa. Oleh karena itu perusahaan tersebut harus selalu mengadakan perubahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
Taman wisata ini bila diolah dengan profesional dapat dipastikan mampu memberikan kontribusi terhadap daerahnya. Maka dari itu pemerintah melakukan berbagai usaha untuk mengembangkan taman wisata (infrastruktur daerah).
Begitu pula taman wisata pemandian Wendit yang terletak di Desa  Mangliaman, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Disamping memiliki panorama alam yang indah, memiliki khas (hewan kera), letaknya yang mudah dijangkau oleh seluruh pengunjung karena berada didepan bandara Abdur Rahman Saleh, sangat mendukung wisata pemandian Wendit ini untuk lebih dikembangkan potensinya dalam meningkatkan kualitas produksinya.
Taman wisata pemandian Wendit ini cukup dikenal dan selalu dikunjungi oleh berbagai masyarakat yang ada di Malang, luar Malang dan bahkan para wisatawan dari luar negeri, akan tetapi tidak semua  pengunjung puas akan fasilitas yang ada ditaman wisata pemandian Wendit. Hal ini dapat dilihat dari data yang disampaikan oleh pihak pengelola taman wisata pemandian Wendit (P.D. Jasa Yasa) tentang penurunan jumlah pengunjung dari tahun 2001 ke tahun 2006, dan adanya rencana pemerintah untuk mengembangkan fasilitas yang ada serta adanya rencana perbaikan bangunan yang ada ditaman wisata pemandian Wendit Malang.
Dari latar belakang diatas, maka peneliti ingin meneliti kelayakan investasi guna mengembangkan kualitas wisata pemandian Wendit yang terletak di Desa Mangliaman Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Dengan diterbitkannya investasi diharapkan taman wisata pemandian Wendit mampu meningkatkan kualitas yang sesuai dengan harapan para pengunjung sehingga hal ini dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang datang dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Rumusan Masalah
Adanya keterbatasan dana APBD dan adanya tuntutan untuk selalu mengembangkan wilayah kabupaten malang karena adanya otonomi daerah serta didukungnya potensi alam yang dimiliki taman wisata pemandian wendit Malang menjadikan alasan tersendiri bahwa wendit harus dikembangkan kualitasnya dengan mengeluarkan proyek investasi.
Dari permasalahan tersebut diatas maka muncul rumusan masalah seperti dibawah ini yaitu:

Apakah rencana investasi Taman Wisata Pemandian Wendit Malang layak untuk dilaksanakan? 

selengkapnya terkait Contoh Skripsi Ekonomi Manajemen Keuangan Judul Analisis Kelayakan Investasi Guna Meningkatkan Kualitas Jasa pada Taman Wisata Pemandian Wendit di Kabupaten Malang Dari mulai BAB I hingga BAB 5 Penutup termasuk daftar pustaka silahkan masuk contoh skripsi di sini

Contoh Skripsi Tekhnik Informatika Judul : Perangkat Lunak Simulasi Pengontrolan Kesalahan dengan Metode ARQ

Kali ini kembali laku saya kan posting Contoh Skripsi Tekhnik Informatika Judul : Perangkat Lunak Simulasi Pengontrolan Kesalahan dengan Metode ARQ


BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
            Dalam komunikasi data, pengontrolan kesalahan berkaitan dengan mekanisme untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan yang terjadi pada pentransmisian frame. Data dikirim sebagai deretan frame, frame tiba sesuai dengan perintah yang sama saat dikirim, dan masing – masing frame yang ditransmisikan mengalami perubahan dan sejumlah variabel penundaan sebelum mencapai receiver (penerima). Kesalahan yang mungkin terjadi adalah hilangnya frame (sehingga frame gagal diterima receiver) dan rusaknya frame (frame diakui telah tiba, namun beberapa bit mengalami kesalahan, sehingga dibuang oleh receiver).
            Secara umum, teknik yang paling umum untuk mengontrol kesalahan adalah pendeteksian kesalahan, balasan positif (mengembalikan balasan positif untuk frame bebas-kesalahan yang diterima dengan baik), retransmisi setelah waktunya habis (sumber melakukan retransmisi frame yang belum dibalas setelah beberapa saat tertentu) dan balasan negatif dan retransmisi (mengembalikan balasan negatif kepada frame yang dideteksi mengalami kesalahan. Sumber melakukan retransmisi terhadap frame yang rusak). Mekanisme pengontrolan kesalahan ini disebut sebagai Automatic Repeat Request (ARQ). Efek ARQ ini adalah mengubah jalur data yang tidak andal menjadi andal. Tiga metode ARQ yang sudah distandarisasikan adalah Stop-and-Wait ARQ, Go-Back-N ARQ dan Selective-Reject ARQ.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk merancang suatu perangkat lunak yang mampu mensimulasikan proses kerja metode ARQ. Oleh karena itu, penulis mengambil tugas akhir (skripsi) dengan judul ‘Perangkat Lunak Simulasi Pengontrolan Kesalahan dengan Metode ARQ’.

1.2       Perumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang pemilihan judul, maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana membuat simulasi pengontrolan kesalahan dengan metode ARQ dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0.
Selengkapnya terkait Contoh Skripsi Tekhnik Informatika Judul : Perangkat Lunak Simulasi Pengontrolan Kesalahan dengan Metode ARQ Dari BAB I hingga BAB 5 Penutup Silahkan Menuju Skripsi lengkap di sini

Skripsi Pemasaran Judul PENGARUH CELEBRITY ENDORSER RIDHO RHOMA DAN RHOMA IRAMA TERHADAP MINAT MEMBELI KARTU AS (Studi Pada Masyarakat Desa Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo)

Kali ini saya kembali memposting Skripsi Pemasaran Judul PENGARUH CELEBRITY ENDORSER RIDHO RHOMA DAN RHOMA IRAMA TERHADAP MINAT MEMBELI KARTU AS (Studi Pada Masyarakat Desa Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Saat ini persaingan dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya, guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan semakin kritisnya konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih produk yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Teknologi yang semakin canggih dan era globalisasi telah melahirkan the informed consumer, atau konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas menganai suatu produk dan hal ini disebabkan karena kemajuan sarana informasi yang ada.
Dalam perkembangan manajemen pemasaran modern, sebuah perusahaan memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran. Perusahaan harus juga berkomunikasi dengan para pelanggan yang ada sekarang dan pelanggan potensial, pengecer, pemasok, pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan dengan perusahaan, dan masyarakat umum.
Banyaknya produk yang serupa yang dipasarkan, mendorong peruasahaan untuk dapat memenangkan pangsa pasar. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan strategi pemasaran yang baik untuk dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Salah satu strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar produk yang dipasarkan dapat bertahan di pasaran yaitu melalui periklanan.
. Tujuan iklan menurut Kotler (2005:278) adalah untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan memperkuat produk atau jasa yang ditawarkan. Periklanan merupakan salah satu dari banyak aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Pada tingkat persaingan yang semakin tinggi, peranan pemasaran dirasakan sangat penting untuk memenangkan pasar.
Iklan sendiri selain menyediakan informasi mengenai produk juga berfungsi untuk mempersuasi potential buyer atas produk yang ditawarkan. Iklan merupakan salah satu pandekatan yang secara langsung dapat mempengaruhi sikap konsumen. Sikap konsumen terhadap iklan dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek. Sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik atau tidak baik terhadap iklan tertentu. Sikap konsumen terhadap iklan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi isi pesan iklan, pengaruh suatu iklan terhadap suasana hati dan emosi konsumen (Simamora, 2002:174).
Dalam menampilkan iklan para pemasar dituntut untut kreatif dan inovatif agar dapat menarik perhatian konsumen dan dapat membawa minat dari konumen untuk membeli. Salah satu cara yang dapat digunakan agar audience mau memperhatikan atau memproses pesan iklan adalah dengan menggunakan endorser atau model iklan yang menarik. Saat ini penggunaan selebriti (public figure) dalam berbagai iklan khususnya untuk produk baru, merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif untuk memperoleh atau mempertahankan pangsa pasar.
Ketepatatan pemilihan selebriti sebagai endorser adalah sangat penting untuk mennyesuaikan karakteristik selebriti tersebut dengan merek atau produk tertentu. Ketepatan pemilihan endorser dapat didasarkan pada karakteristik yang melekat pada diri endorser tersebut. Karakteristik endorser tersebut mencakup, trustworthiness, mengacu pada kejujuran, integritas, dan dapat dipercayainya seorang sumber;  expertise, mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keterampilan yang dimiliki seorang pendukung yang berhubungan dengan topik iklannya; attractiveness, daya tarik bukan hanya daya tarik fisik, meliputi sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri pendukung, kecerdasan, sifat atau kepribadian, gaya hidup, kaetletisan tubuh dan sebagainya; respect, apakah sumber layak digemari atau dihargai; similarity, apakah kepribadian endorser memiliki kesamaan dengan audience (Shimp, 2007:304).
Strategi periklanan melalui celebrity endorser dilakukan juga oleh produsen produk kartu seluler Kartu AS. Kartu As merupakan produk yang dikeluarkan oleh PT. Telkomsel, Kartu As merupakan kartu seluler prabayar yang ditujukan untuk segmen menengah bawah, terutama kalangan remaja, bagi pemakai pemula kartu seluler, dan menawarkan beragam fasilitas yang tidak berbeda jauh dengan produk Telkomsel lainnya (lebihcepat, 2009).
Kompetisi yang semakin ketat diantara operator dan pertumbuhan yang tinggi pada kartu Simpati yang merupakan salah satu produk yang sama-sama dikeluarkan oleh Telkomsel, menjadikan pertumbuhan Kartu As mengalami pelambatan pada dua tahun terakhir yaitu pada tahun 2008 dan 2009. Kartu As sebelumnya dikenal sebagai kartu prabayar dengan pertumbuhan paling tinggi di Indonesia. Pada tahun 2009, dari sekitar 80 juta pelanggan Telkomsel, pelanggan Kartu As diperkirakan mencapai 21 juta. Padahal pada tahun 2007 pelanggan Kartu AS menembus 18 juta pelanggan (Republika, 2009)
Kondisi tersebut membuat produsen Kartu As melukuan strategi repositioning terhadap produknya. Strategi repositioning tersebut digambarkan dengan perubahan dari musik pop ke musik dangdut. Sehingga untuk mempertajam serta mengkomunikasikan strategi reposisinya produsen Kartu As menggandeng selebriti penyanyi sekaligus ikon musik dangdut Ridho dan Rhoma Irama. Fokus Kartu As kali ini lebih ditekankan pada pengguna kalangan menengah kebawah seperti pingiran kota dan pedesaan yang identik menyukai musik dangdut (Republika, 2009).
Terjadinya kontradiksi antara teori dan realita yang ada menarik untuk diteliti. Secara teori pemakaian selebriti tertentu sebagai endorser iklan akan dapat mengalihkan sikap (positif) dari selebriti tersebut pada produk (Simamora, 2002:184). Akan tetapi penggunaan artis musik pop grup band Ungu maupun Slank yang sebelumnya dilakukan oleh produsen Kartu As ternyata tidak lagi berdampak signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan Kartu As. Sehingga produsen Kartu As melakukan repositioning dari musik pop ke dangdut sebagai upaya untuk mengembalikan masa keemasan Kartu As yang pernah mencapai 500 ribu aktivasi perbulan pada beberapa tahun yang lalu (Hindarto, 2009).
Pemilihan Ridho dan Rhoma Irama sebagai endorser produk Kartu AS saat ini diharapkan dapat lebih menarik perhatian konsumen dari pada pemakaian selebriti yang sebelumnya. Pemilihan bintang iklan yang tepat dapat mempengaruhi tumbuhnya market share, diharapkan personality sang bintang akan melekat pada merek dan diharapkan sang bintang menjadi endorser yang handal sehingga dapat menarik perhatian konsumen dan membawa minat dari konsumen untuk memebeli produk yang diiklankan.
Dipilihnya Ridho dan Rhoma Irama sebagai endorser diduga kuat akan dapat berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan Kartu As, karena keduanya merupakan icon dari musik dangdut dan keduanya juga dikenal oleh berbagai lapisan masyarakat, baik kalangan atas, menengah maupun bawah.
Dalam penelitian ini peneliti mengetahui apakah celebrity endorser Ridho Rhoma dan Rhoma Irama berpengaruh secara simultan terhadap minat membeli Kartu As. Penelitian ini difokuskan di Desa Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo dan masyarakat yang berada di sana sebagai objek penelitian. Hal ini dikarenakan fokus repositioning produk Kartu AS saat ini adalah pada masyarakat kalangan menengah kebawah yang umumnya berada di dearah pinggiran kota dan pedesaan. Masayarakat di desa tersebut rata-rata merupakan golongan kelas sosial menengah kebawah. Sehingga peneliti melilih masyarakat di desa tersebut sebagai objek penelitian. Selain itu, adanya keterbatasan waktu dan biaya dari peneliti untuk melakukan penelitian dengan karakteristik populasi yang lebih heterogen dan lebih beragam. Hal tersebut tentunya diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai sikap konsumen dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Celebrity Endorser Ridho Rhoma dan Rhoma Irama Terhadap Minat Membeli Kartu As (Studi Pada Masyarakat Desa Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo)”.

1.2.    Rumusan Masalah
1.      Apakah celebrity endorser Ridho Rhoma dan Rhoma Irama berpengaruh secara simultan terhadap minat membeli Kartu As?

2.      Apakah celebrity endorser Ridho Rhoma dan Rhoma Irama berpengaruh secara parsial terhadap minat membeli Kartu As?
Selengkapna terkati Skripsi Pemasaran Judul PENGARUH CELEBRITY ENDORSER RIDHO RHOMA DAN RHOMA IRAMA TERHADAP MINAT MEMBELI KARTU AS (Studi Pada Masyarakat Desa Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo) Dari mulai BAB I HIngga BAB 5 Penutup Termasuk daftar pustakan dan lampiran silahkan cek di sini

CONTOH SKRIPSI MANAJEMEN PEMASARAN JUDUL ANALISIS FAKTOR PSIKOGRAFIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Produk Daging Sapi Olahan dalam Kemasan Berlabel Halal di Hypermart Malang Town Square)

Mumpung lagi semangat posting, saya lanjutin pada posting selanjutnya ini ya CONTOH SKRIPSI MANAJEMEN PEMASARAN JUDUL ANALISIS FAKTOR PSIKOGRAFIS  TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN   (Survei pada Produk Daging Sapi Olahan  dalam Kemasan Berlabel Halal  di Hypermart Malang Town Square) 

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Industri makanan belakangan ini memang menjadi magnet yang dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Apalagi, di beberapa pasar utama seperti makanan dalam kemasan. Dalam catatan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman, total pasar bisnis makanan dan minuman di atas Rp 120 triliun, di luar bisnis rokok. Namun, di industri ini persaingannya juga makin ketat, apalagi makin banyak pemain asing yang hadir di industri ini. Tak mengherankan, bila ingin merebut pasar yang signifikan di industri ini, butuh strategi pemasaran yang jeli, termasuk rajin berpromosi untuk membangun merek dan mendekati konsumen. Tahun 2006 bisnis makanan diyakini bakal tetap tumbuh di atas 10%. (Swa.co.id, diakses 12 Januari 2006)
Sebagaimana diungkapkan Levitt (1994) dalam Kotler (2000:449) yaitu persaingan sekarang bukanlah apa yang diproduksi perusahaan dalam pabrik tetapi antara apa yang mereka tambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan, iklan, dan hal-hal lainnya yang dipandang perlu. Dengan demikian keberhasilan menjual suatu produk sangat ditentukan oleh ketrampilan mengelola produk inti (core product), dan produk yang disempurnakan yang berbeda dari persaingannya.
Perang produsen makanan yang terjadi sampai saat ini menjadi hal yang amat penting dalam membangun persepsi konsumen. Caranya dengan melempar produk yang memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam hal ini dibutuhkan identifikasi yang tepat berbagai elemen, karakteristik dan atribut produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk itu perlu dilakukan analisis psikografis (aktivitas, minat dan opini) konsumen untuk mengetahui dan memberi kesan di benak konsumen bahwa produk inilah yang mereka butuhkan.
Adanya persaingan industri makanan tersebut, untuk memenangkan persaingan, maka salah satunya adalah produsen harus tahu dan respek akan hak-hak konsumen. Kualitas hidup yang semakin baik, mendorong meningkatnya tuntutan hak konsumen akan produk-produk makanan yang bermutu dan aman. Salah satu hak konsumen itu adalah adanya informasi label halal pada setiap produk yang dijual di pasar. Konsekuensi logis dari hal itu adalah produsen harus melakukan sertifikasi dan mencantumkan label halal pada setiap kemasan produknya. Bagi produsen, sertifikasi dan pelabelan produk dibutuhkan biaya yang besar. Akan tetapi apabila produsen dapat melakukannya, maka kepuasan konsumen akan dapat terpenuhi (Jurnal Halal No.18 Nov-Des 1997:13). Label halal yang terpercaya dapat memberikan ketentraman bagi konsumen untuk mengkonsumsi suatu produk.
Aisyah Girindra, Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), menyatakan bahwa “Tuntutan konsumen akan produk halal belakangan memang semakin besar. Diakui konsumen muslim saat ini makin kritis. Mereka tidak sekedar menuntut produk yang higienis dan terjamin kandungan gizinya, tetapi juga kehalalnya.  Label halal pun menjadi kunci yang memepengaruhi konsumen dalam memutuskan membeli atau tidak suatu produk”. (www.google.com, diakses 03 Maret 2001).
Adanya label halal pada sebuah produk akan membantu kedua belah pihak, baik produsen yang memproduksi maupun konsumen yang mengkonsumsi. Kedua, adanya label halal melindungi pengusaha dari tuntutan konsumen dikemudian hari. Ketiga melindungi konsumen dari keraguan dalam menyantap makanan. Keempat, dapat meningkatkan kepuasan konsumen, Kelima  adanya label halal juga dapat memperkuat dan meningkatkan image produk yang secara langsung maupun tidak mempengarui persepsi konsumen (Syaiful Muslim, 2007). 
Seperti diungkapkan Kotler (2000) keputusan untuk membeli pada hakekatnya terdiri dari sekumpulan persepsi dan keputusan. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor situasi yang tak terduga. Sikap orang lain positif maupun negatif akan mempengaruhi alternatif konsumen, sehingga motivasi konsumen dapat tunduk pada keinginan orang lain. Semakin kuat intensitas sikap orang lain, semakin kuat orang lain tersebut mempengaruhi niat konsumen untuk membeli atau tidak suatu barang. Sementara itu faktor situasi yang tak terduga muncul untuk mengubah maksud pembelian. Faktor ini menggambarkan kekecewaan terhadap produk tertentu. Tetapi bukan merupakan faktor yang dapat diandalkan sepenuhnya untuk memeprediksi atau mengukur tingkah laku pembeli.
Daging merupakan kebutuhan makanan pokok manusia untuk memenuhi kehidupannya. Peningkatan taraf kehidupan masyarakat yang disertai dengan kesadaran arti pentingnya nilai gizi makanan untuk kebutuhan hidup manusia, akan ikut mempengaruhi kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani setiap tahun. Komoditi daging segar dan olahan sudah tidak disangsikan lagi keberadaannya, karena daging segar dan daging olahan merupakan salah satu sumber protein hewani yang sudah sangat dikenal dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
Penggunaan daging segar sebagai bahan makanan relatif lebih variatif dibandingkan dengan daging olahan, tetapi daging segar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga tergolong sebagai bahan pangan yang mudah rusak (perishable food). Oleh karena itu proses pengolahan daging segar menjadi daging olahan merupakan proses yang sangat penting sekali. Selain memperpanjang masa simpan daging, penganekaragaman bahan pangan, proses pengolahan ini juga akan meningkatkan nilai tambah dari produk tersebut sehingga harga produk daging olahan akan lebih tinggi dibandingkan dengan daging segar. Perbedaan harga ini akan mempengaruhi permintaan dari daging olahan. Namun di sisi lain telah terjadi pergeseran pola konsumsi dari masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke atas terutama di kota-kota besar yaitu terjadinya kecenderungan membeli bahan-bahan yang "ready to cook" atau "ready to eat". Pergeseran pola konsumsi ini dipengaruhi antara lain oleh kemajuan teknologi, meningkatnya tingkat pendidikan, bertambahnya kaum wanita memasuki dunia kerja dan sebagainya. (Khusnul Khotimah, 19 Agustus 2000)
Indonesia dengan jumlah penduduk di atas 220 juta jiwa membutuhkan pasok daging yang besar. Peternakan domestik belum mampu memenuhi permintaan daging dari warganya. Timpangnya antara pasokan dan permintaan, ternyata masih tinggi. Lembaga yang memiliki otoritas tertinggi dalam hal pertanian termasuk peternakan, Deptan, mengakui masalah utama usaha sapi potong di Indonesia terletak pada suplai yang selalu mengalami kekurangan setiap tahunnya. Sementara laju pertumbuhan konsumsi dan pertambahan penduduk tidak mampu diimbangi oleh laju peningkatan populasi sapi potong dan pada gilirannya memaksa Indonesia selalu melakukan impor baik dalam bentuk sapi hidup maupun daging dan jeroan sapi. (www.Bisnis.com, di akses 01 Maret 2005)
 Oleh karena stock bahan baku daging sapi di Indonesia tidak sebanyak jumlah permintaan konsumen sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut industri pengolahan daging sapi kemasan mengimport bahan baku daging sapi dari luar negeri dalam bentuk curah (daging siap olah). Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan agen pengimpor boleh jadi tidak ada jaminan halal dan masalah lain, sering ditemukan kasus pencampuran daging sapi dengan daging non halal lainya (seperti babi, dll). Kedua masalah itu, menimbulkan keraguan pada konsumen akan nilai kehalalan produk daging sapi kemasan yang diproduksi oleh industri makanan di Indonesia.
Alasan tersebut diatas menuntut kejelian konsumen untuk mendapatkan produk makanan yang benar-benar terjamin halal. Sehingga konsumen membutuhkan panduan informasi dalam setiap pembelian produk daging sapi kemasan.
Dari uraian di atas dan melihat pentingnya pencantuman label halal pada produk makanan kemasan bagi perusahaan dan konsumen, maka peneliti tertarik untuk mengkaji tentang “Analisis Faktor Psikografis Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Produk Daging Sapi Olahan dalam Kemasan Berlabel Halal di Hypermart Malang Town Square). “

Rumusan masalah
Dari uraian diatas, maka masalah dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
Apakah psikografis yang meliputi kegiatan (X1), minat (X2), opini (X3) secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y)?
Apakah psikografis yang meliputi kegiatan (X1), minat (X2), opini (X3) secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y)? 

Variabel psikografis manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian?  

Selengkapnya terkait CONTOH SKRIPSI MANAJEMEN PEMASARAN JUDUL ANALISIS FAKTOR PSIKOGRAFIS  TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN   (Survei pada Produk Daging Sapi Olahan  dalam Kemasan Berlabel Halal  di Hypermart Malang Town Square) dari Mulai BAB I hingga BAB 5 Penutup termasuk daftar pusatkan dan lampiran Silahkan cek di sini

CONTOH SKRIPSI EKONOMI PEMASARAN JUDUL PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK UFO (Survei pada PT. Shakato & Co Cabang Kediri)

Beberapa hari ini saya tidak posting di blog ini, kali ini saya akan kembali posting CONTOH SKRIPSI EKONOMI PEMASARAN JUDUL PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK UFO (Survei pada PT. Shakato & Co Cabang Kediri) 

BAB I
PENDAHULUAN   

LATAR BELAKANG
Pesatnya pertumbuhan dunia bisnis dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk lebih aktif dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. Persaingan ini pada dasarnya bertujuan akhir sama yaitu untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan dengan cara menawarkan kebutuhan yang memuaskan kepada pasar dalam jangka panjang. Apabila suatu perusahaan bisa mengetahui dengan mudah apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, maka perusahaan tersebut bisa dengan mudah pula mencapai tujuannya karena produk yang dihasilkan sesuai dengan selera pasar. Oleh karena itu untuk memenangkan persaingan, suatu perusahaan harus menerapkan strategi atau metode yang tepat dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. Personal selling merupakan salah satu metode promosi untuk mencapai tujuan tersebut dan usaha ini memerlukan lebih banyak tenaga kerja atau tenaga penjual.
Kotler dan Amstrong (2001:112) mengatakan bahwa “personal selling adalah presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.” Lain halnya dengan periklanan dan kegiatan promosi lain yang komunikasinya bersifat masal dan tidak bersifat pribadi. Dengan begitu, konsumen akan merasa diperhatikan sekaligus mempermudah dalam memperoleh produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.
Suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembelinya. Produsen dalam kegiatan pemasaran harus membutuhkan konsumen yang mengkonsumsi produk yang dihasilkannya. Apabila perusahaan itu memproduksi suatu produk yang memiliki nilai tinggi, produk dibuat dari bahan khusus, pelanggannya sedikit, produk secara teknis rumit dan konsumen terpusat, maka personal selling menjadi lebih penting dibandingkan dengan bentuk promosi lainnya (Mc Daniel, 2001). Semua itu dikarenakan pemasaran produk tersebut membutuhkan komunikasi langsung untuk menjelaskan pelayanan yang diberikan, harga produk, fungsi produk, dan keunggulan dasar produk yang berbeda dibandingkan dengan produk lainnya. Apabila perusahaan tersebut hanya menggunakan iklan dan promosi penjualan, maka calon konsumen akan kurang memahami keunggulan yang ada pada produk tersebut. Oleh karena itu, tidak semua jenis perusahaan cocok bila menggunakan iklan atau promosi penjualan. Bila produk yang dihasilkan mempunyai karakteristik seperti di atas, maka personal selling lebih penting untuk diterapkan. Perusahaan tersebut  hanya bisa berkembang melalui usaha mencari pembeli terus-menerus.
Penerapan personal selling yang tepat dalam perusahaan akan memberikan kontribusi atau manfaat yang besar dalam memasarkan suatu produk. Dalam personal selling, tenaga penjual dapat secara langsung mengetahui kebutuhan, keinginan, motif, keluhan, dan perilaku konsumen. Kusumadmo (1985:73) mengatakan bahwa dalam personal selling, para penjual dapat mengadakan penyesuaian akan pesan-pesan yang disampaikan kepada pembeli  menurut karakteristik yang unik dari setiap prospek/calon langganan. Lebih lanjut dengan daya pengamatan dan pendengarannya, para penjual dapat menerima umpan balik tentang pesan dan penjelasannya menurut  tingkat dan derajat penyampaiannya. Apabila umpan balik tersebut menunjukkan bahwa pesan-pesan tidak dapat diterima seperti yang seharusnya, penjual akan secara cepat mengadakan penyesuaian di dalam metode presentasi. Dengan demikian, perusahaan berkesempatan untuk menemukan secara pasti sasaran mereka dengan lebih efektif dibandingkan dengan cara promosi lainnya. Tjiptono (2000:224) juga mengatakan bahwa kelebihan personal selling operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan pelanggannya. Oleh karena itu, peran tenaga penjual atau sales dalam personal selling sangat penting untuk menciptakan keberhasilan perusahaan, terutama dalam menghadapi persaingan.
Salah satu perusahaan yang telah sukses menerapkan personal selling adalah Tianshi Group yaitu perusahaan yang memproduksi makanan kesehatan dari Cina. Perusahaan ini masuk Indonesia pada tahun 2000 dan menggunakan sistem pemasaran personal selling  dengan bentuk MLM (Multi Level Marketing) yaitu pemasaran berjenjang dengan cara merekrut konsumen sekaligus menjadi penjual produknya.  Hasilnya, Tianshi sekarang mampu menjaring sekitar 10 juta konsumen di seluruh dunia dan total omsetnya diperkirakan 1 triliun Yuan, (www.google.com, diakses 8 September 2007).
Dari fakta di atas dapat diketahui bahwa peran personal selling sangat penting untuk suatu perusahaan karena pesan yang disampaikan bersifat individual dan dua arah sehingga penjual dapat memberikan informasi yang bersifat persuasif yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian dan meningkatkan penjualan. Tanpa adanya personal selling, perusahaan akan kesulitan dalam memperoleh informasi yang terjadi di pasar. Oleh karena itu dalam personal selling, seorang tenaga penjual harus bisa melakukan proses penjualan seperti berikut: memilih calon pelanggan (prospecting), mempelajari calon pelanggan (preapproach), pendekatan (approach), menceritakan produk (presentation), menangani keberatan pelanggan (handling objection),  menutup penjualan (closing), dan tindak lanjut setelah penjualan (follow up), (Kotler dan Amstrong, 2001: 224-226).  Fernando Jaramillo dan Greg Marshall (2003) dalam jurnal yang berjudul "Critical Success Factors In The Personal Selling Process (Kritik Faktor Kesuksesan dalam Proses Penjualan Pribadi)" juga menyatakan bahwa:
"a total of five sales techniques representing five of the seven stages of the sales process were found to be the best predictors of group membership. these were: prospecting, approach, sales presentation, closing, and follow-up service. "
Maksudnya, terdapat lima dari tujuh teknik penjualan yang dikategorikan menjadi prediksi yang paling baik dalam proses penjualan, antara lain memilih prospek, pendekatan, presentasi, menutup penjualan dan tindak lanjut. Oleh karena itu kelima proses personal selling tersebut merupakan faktor atau unsur terpenting yang harus dilakukan tenaga penjual untuk mendapatkan pelanggan dan mengerti kebutuhan pelanggan, sehingga bisa mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen.  Sedangkan dalam penelitian ini akan dibahas empat variabel dari personal selling yang terdiri dari pendekatan, presentasi, menangani keberatan dan menutup penjualan. Empat variabel ini dianggap lebih berpengaruh terhadap keputusan pembelian karena pada tahap ini tenaga penjual banyak berinteraksi dengan konsumen.
Dalam melakukan pembelian, seorang konsumen akan melalui beberapa tahap proses keputusan pembelian yang terdiri atas pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Dengan personal selling terdapat pengaruh secara langsung yang timbul dalam pertemuan tatap muka antara penjual dan pembeli, dimana terdapat pengkomunikasian fakta  yang diperlukan untuk mempengaruhi keputusan pembelian atau menggunakan faktor psikologis dalam  rangka membujuk dan memberikan keberanian pada waktu pembuatan keputusan pembelian dengan tujuan agar terjadi transaksi penjualan, (Assauri, 2004: 278). Dengan demikian, personal selling merupakan kegiatan pemasaran yang efektif pada tahap-tahap tertentu dari proses pengambilan keputusan pembelian, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan membeli.
PT. Shakato & Co adalah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi peralatan masak berupa wajan dan kompor. Hasil produksinya yang bermerek UFO tersebut dikerjakan dengan sistem cor dan terbuat dari bahan baku khusus berupa logam ALLOY (Aluminium, Lantanum, Lutesium, Osmium dan Yitrium), sehingga produk ini berbeda dengan jenis produk lainnya baik dari segi fungsi, kualitas, keunggulan maupun harga produk yang relatif mahal. Dengan begitu, penting bagi PT. Shakato & Co untuk memasarkan produknya lebih menekankan pada personal selling untuk menjelaskan secara langsung kepada konsumen.
Pada setiap kantor cabang pemasaran, PT. Shakato & Co mempunyai tenaga-tenaga penjual untuk memasarkan produknya dengan cara door to door atau mengunjungi pembeli. Sebelumnya, ia mengadakan pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu terhadap tenaga penjualnya secara kontinyu agar bisa melakukan penjualan dengan efektif dan efisien.  Dengan begitu, pelatihan ini berguna agar penjual bisa mempengaruhi calon konsumen untuk mengambil keputusan pembelian. Inilah yang menjadi alasan peneliti memilih PT. Sahakato & Co sebagai obyek penelitian karena lebih menekankan personal selling dalam memasarkan produknya dibandingkan promosi lainnya, sehingga penelitian menjadi terfokus.
 Selanjutnya dalam penelitian ini akan dikaji tentang pemasaran personal selling sehingga bisa memberikan kontribusi atau informasi bagi perusahaan dalam merumuskan kebijakan yang menyangkut personal selling dan memanfaatkannya sebagai keunggulan bersaing.  Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang seharusnya dilakukan penjual saat melakukan personal selling agar konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah personal selling yang diterapkan oleh perusahaan PT. Shakato & Co. Untuk itu, pada penelitian ini penulis mengambil judul "Pengaruh Personal Selling Terhadap Keputusan Pembelian Produk UFO (Survei Pada PT. Shakato & Co Cabang Kediri)."

B.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel personal selling yang terdiri dari pendekatan, presentasi, menangani keberatan, dan menutup penjualan terhadap keputusan pembelian produk?
Selengkapnya terkait Beberapa hari ini saya tidak posting di blog ini, kali ini saya akan kembali posting CONTOH SKRIPSI EKONOMI PEMASARAN JUDUL PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK UFO (Survei pada PT. Shakato & Co Cabang Kediri) Dari Mulai BAB I hingga BAB 5 Penutup Termasuk daftar pustakan dan lampiran silahkan Miliki di sini

Skripsi Manajemen Keuangan Judul MEKANISME PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH (Studi pada BMT Syari’ah Pare)

Pagi ini saya kembali mencoba memposting Skripsi Manajemen Keuangan Judul MEKANISME PENANGANAN PEMBIAYAAN  MURABAHAH BERMASALAH   (Studi pada BMT Syari’ah Pare) 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar  Belakang
Perekonomian indonesia sejak dahulu berdasarkan pada persatuan usaha kecil baik di daerah kota dan terutama di daerah pedesaan. Mereka adalah para petani kecil, pengusaha kecil, pedagang kecil dan semua kegiatan produksi berskala kecil. Setiap perekonomian merupakan susunan piramidal dengan dasar yang kuat, melebar dan luas, dan merupakan landasan yang luas bagi pembangunan struktur ekonomi. Landasan bagi pembangunan ini adalah pengembangan golongan usaha kecil dengan pemberian pembiayaan untuk usaha-usaha produktif (Faried, 1999:8).
Pembinaan pengusaha kecil harus lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Namun, perkembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran, keuangan dan Kelemaham dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan.
Bagi pengusaha kecil (PK) dengan omset kurang dari Rp 50 juta per bulan atau lebih dikenal dengan usaha mikro, umumnya tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga kelangsungan hidup usahanya. Mereka pada umumnya tidak membutuhkan modal yang besar untuk ekspansi produksi; biasanya modal yang diperlukan sekedar membantu kelancaran cash flow saja. Bisa dipahami bila pembiayaan dari Bank Berpembiayaanan Rakyat (BPR) (Suhardjono, 2003 : 39).

Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi dalam Islam terutama dalam bidang keuangan yang kegiatanya mengelola dana yang bersifat nirlaba (sosial) dan menghimpun, menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit motive. Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak tiga dan penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investasi, yang dijalankan berdasarkan prinsip syari'at.

Sistem bebas bunga atau disebut Bank Syari'ah, memang tidak khusus diperuntukkan untuk sekelompok orang namun sesuai landasan Islam yang "Rahmatan lil 'alamin" tetapi didirikan guna melayani masyarakat banyak tanpa membedakan keyakinan yang dianut.

Pihak swasta secara individual ataupun kelembagaan, kepemilikan dananya juga terbatas untuk memenuhi operasional dan pengembangan usahanya. Dengan keterbatasan kemampuan finansiil lembaga negara dan swasta tersebut, maka penyediaan permodalan pengembangan pada sektor-sektor produktif. Banyak nasabah yang  mempunyai problema untuk memulai sebuah usaha. Maka, ada salah satu produk bank syari'ah yaitu pembiayaan Murabahah. Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi). Murabahah sama dengan pembiayaan investasi yang diberikan oleh bank-bank syari'ah dan karenanya pembiayaan ini berjangka waktu di bawah atau diatas satu tahun (long run financing) (Muhammad,2004: 182).

Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan dengan sistem jual beli, dimana Unit Simpan Pinjam (USP) Syari'ah dapat membantu anggotanya dengan membiayai pembelian barang yang dibutuhkan modal usaha anggota tersebut (Sholahuddin,2006:118).

Pembiayaan murabahah merupakan perjanjian antara bank dengan nasabahnya. Perjanjian tersebut dalam bentuk pembiayaan pembelian atas sesuatu barang yang dibutuhkan oleh nasabah. Nasabah akan membayar kepada bank sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan (pada tanggal jatuh tempo) dan lazimnya pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang pendek (suhrawardi, 2004:62).
 Pada sebagian masyarakat melakukan pembiayaan Murabahah dengan BMT Syari'ah. Dengan ini, mulai dari para petani dan pedagang pasar (usaha kecil) meminjam modal untuk kelancaran dan perluasan usahanya.kebanyakan yang dihadapi masyarakat terletak pada pembiayaan pada dagangannya, kadang-kadang keuntungan dari barang  yang dijual tidak sebanding dengan biaya yang mereka keluarkan untuk membeli dagangannya.

Menurut Mulyono (1996:10) Pembiayaan adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada jangka waktu yang disepakati.Pada sisi penyaluran dana (Landing of Fund), pembiayaan merupakan pembiayaan yang potensial menghasilkan pendapatan dibandingkan dengan alternatif pendanaan lainnya.
Menurut pasal 1 ayat 11 UU No. 10/1998 tentang perubahan UU No 7/1992 tentang perbankan; pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Abdullah,2003: 84).
Pembiayaan di BMT juga mengalami masalah walaupun telah dilakukan berbagai analisis secara seksama. Seorang analis pembiayaan tidak dapat memprediksi bahwa pembiayaan selalu berjalan dengan baik, banyak faktor penyebabnya diantarannya kesalahan penggunaan pembiayaan, manajemen yang buruk, dan kondisi perekonomian mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan keuangan debitur dan atas kerugian pembiayaan bank.

Persoalan pokok pembiayaan bermasalah adalah ketidaksediaan debitur untuk melunasi atau ketidaksanggupan untuk memperoleh pendapatan yang cukup untuk melunasi pembiayaan seperti yang telah disepakati (Ibrahim,2004: 109). 

Adapun penelitian mengenai dengan judul “Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah Sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Permodalan Pada BPRS Bhakti Haji Malang ” (Rahmiati, 2003)   menyatakan bahwa BPRS Bhakti Haji Malang telah mampu memenuhi permodalannya dalam setiap tahunnya. Selain itu, pelaksanaan manajemen pembiayaan dalam mengatasi pembiayaan bermasalah (Ulfa, 2003) juga berperan dalam mengatasi pembiayaan bermasalah dan mampu untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah yang ada di PT. BPR Gunung Ringgit Dinoyo. Sehingga,  dengan empirik menunjukkan adanya konsistensi dengan apa yang diajukan pada pembiayaan murabahah bermasalah arah pengendaliannya positif pada jangka panjang serta mekanisme penanganan memiliki pengaruh positif pada Pembiayaan Murabahah Bermasalah.
Adapun alasan peneliti memilih lokasi adalah BMT Syari'ah Pare yang berdiri pada tanggal 26 April 2001, merupakan BMT yang berprospek lebih baik dari pada BMT yang ada, dapat dilihat pada perkembangan Asset dari Tahun ke Tahun sebagai berikut :


Tabel. 1.1
ASSET BMT Syari'ah Pare pada tahun (2005-2007)

TAHUN
ASSET
2005
Rp. 2.147.536.614.65
2006
Rp. 3.321.110.521.56
2007
Rp. 4.655.300.222.19
                         Sumber : Data dari BMT Syari'ah

Ada enam (6) BMT di Kediri yang lokasinya berbeda-beda, berikut nama-nama BMT tersebut :


Tabel. 1.2
Nama-nama BMT yang  ada di Kediri

No
Nama
Lokasi
1.
BMT SYARI'AH
Pare
2.
BMT WARALABA
Bendo
3.
BMT AMANAH SYARI'AH
Pare
4.
BMT SURYA MELATI
Gurah
5.
BMT AR ROHMAH
Plosoklaten
6.
BMT AS SALAM
Keras
         Sumber : Data hasil wawancara pihak marketing yang diolah.

Berdasarkan latar belakang tersebut salah satunya adalah mekanisme penanganan yang berguna untuk pembiayaan murabahah bermasalah. Dimana ada kebijakan BMT dalam pembiayaan bermasalah. Namun, pada tahun 2008 perlu adanya mekanisme penanganan dengan menggunakan variabel yang sama dengan latar belakang diatas maka penulis mengangkat judul “Mekanisme Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah pada BMT Syari'ah Pare

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Faktor apa yang dapat mengakibatkan pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Syari'ah Pare?

Bagaimanakah cara menangani pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Syari'ah Pare?

Selengkapnya terkait Skripsi Manajemen Keuangan Judul MEKANISME PENANGANAN PEMBIAYAAN  MURABAHAH BERMASALAH   (Studi pada BMT Syari’ah Pare) Dari mulai BAB I hingga BAB 5 Penutup SIlahkan miliki di sini 

Contoh skripsi manajemen pemasaran Judul PENGARUH RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Pada Koperasi INTAKO Tanggulangin Sidoarjo)

Kembali lagi saya akan memposting Contoh skripsi manajemen pemasaran Judul PENGARUH RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN  (Studi Pada Koperasi INTAKO Tanggulangin Sidoarjo)

BAB  I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Penelitian
            Perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan semakin banyak dan kompleksnya tantangan yang ada di dalamnya. Seiring dengan hal tersebut, terjadi pula pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh dan cepat yang berdampak pada perubahan kondisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya secara cepat pula.
Secara beruntun perubahan perilaku konsumen memaksa seorang pemasar untuk lebih cepat, tanggap, teliti, dan dinamis dalam memahami kebutuhan dan keinginan konsumennya di masa sekarang dan di masa depan.
            Di Indonesia, saat ini pertumbuhan usaha ritel atau eceran sangat pesat. Seiring dengan pesatnya perkembangan usaha ritel ini, maka persaingan di bidang pemasaran ritel atau eceran pun semakin meningkat. Krisis moneter yang berkepanjangan di Indonesia juga turut mendorong persaingan diantara pengusaha-pengusaha ritel atau eceran tersebut. Dengan adanya krisis ini, pola konsumsi masyarakat berubah. Konsumen menjadi lebih cermat dan rasional dalam membelanjakan uangnya. Para pengecer perlu mencermati hal tersebut agar tidak hanya menjadikan konsumen sebagai obyek, tetapi juga sebagai subyek yang harus diajak berpartisipasi.
            Dalam industri ritel, ada ungkapan yang sangat populer yaitu retail is detail. Artinya ada banyak aspek detail yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan bahasan yang lebih bermakna dan dapat diterapkan (Sigid, 2001:33). Menurut Sigid (2001:33), ada tiga kebutuhan pokok pelanggan yang harus dipuaskan, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan praktis, dan kebutuhan fungsional. Kebutuhan fisik antara lain adalah lay out toko, penataan barang, sampai tempat toilet pelanggan. Kebutuhan praktis adalah hal-hal yang berhubungan dengan produk (harga, kualitas dan manfaatnya). Kebutuhan fungsional, yaitu hal-hal yang dapat dipenuhi dari pelayanan personel penjualannya.
Seorang pengecer memerlukan lebih dari sekedar menjual produk-produk yang berkualitas dan beragam, menawarkan produk tersebut dengan harga menarik dan membuatnya mudah didapat oleh konsumen, tetapi juga harus mampu berkomunikasi dengan para konsumen yang ada sekarang dan calon konsumen. Untuk melakukan hal ini mereka harus memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana, di mana, apa, dan kapan para konsumen akan melakukan pembelian. Para pengecer harus memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi para konsumen, seperti barang dagangan, harga, suasana toko dan servis pelanggan (customer service). Mereka juga harus memahami kebutuhan psikologis, emosional, kebiasaan-kebiasaan dan motif-motif belanja para konsumen.
            Setiap pengecer menerapkan strategi Retail Mix untuk menciptakan metode tersendiri agar memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan yang menjadi targetnya. Retail mix merupakan kombinasi dari beberapa komponen  yang merupakan inti bagi sistem pemasaran perusahaan ritel, komponen retail mix meliputi: lokasi toko (store location), kualitas dan keragaman barang (nature and quality of assortment), harga (price), iklan dan promosi (advertising and promotion), personel penjualan (sales personnel), servis yang ditawarkan, atribut fisik took (physical store attributes), sifat pelanggan (nature of store clientele) (Enggel, 1995:33).  Pembahasan tentang pengaruh Retail Mix meliputi: lokasi toko, sifat dan kualitas keragaman produk, harga, promosi, pelayanan, personel penjualan, atribut fisik toko, atmosfir toko terhadap keputusan pembelian konsumen pada Koperasi INTAKO Tanggulangin Sidoarjo, merupakan inti dalam pembahasan penelitian ini.  INTAKO merupakan perusahaaan retail yang menyediakan hasil industri kulit dan imitasi mulai dari jenis tas, sepatu sampai jaket kulit. INTAKO sendiri sebenarnya sudah memiliki nama di mata konsumen karena di Indonesia hanya ada 2 (dua) sentris industri kulit yaitu Sidoarjo dan Cibadut. Pandangan yang mendasari penelitian ini adalah pengetahuan tentang pengaruh Retail Mix terhadap keputusan pembelian konsumen pada suatu toko atau departemen store tertentu, dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran, yang akan memberi masukan yang esensial bagi manajemen pemasaran guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
            Para pengecer harus menarik minat para konsumen dengan berbagai cara, karena perilaku membeli sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, sosial dan ekonomi. Sedangkan keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh situasi-situasi sosial, lokasi, umur, pendapatan, dan sebagainya. Kemampuan seorang pengecer untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk menyenangkan konsumen membutuhkan suatu studi yang terus-menerus atau kontinyu atas konsumen tersebut dan pengaruhnya pada perilaku konsumen.
Terdapat empat prinsip signifikan yang seharusnya mendasari alur pikir dan tindakan pemasar terhadap perilaku konsumen, yaitu:
1.       Konsumen adalah raja. Ia memiliki kemampuan untuk menyaring semua upaya untuk mempengaruhi, dengan hasil semua yang dilakukan perusahaan niaga harus disesuaikan dengan motivasi dan perilaku konsumen.
2.       Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian. Prediksi yang sempurna tidak dimungkinkan, tetapi hasil strategis sangat meningkat melalui penelitian yang dijalankan dan dimanfaatkan dengan benar.
3.       Perilaku konsumen dapat dipengaruhi, melalui kegiatan persuasif yang menanggapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu.
4.       Bujukan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial, asalkan pengalaman hukum, etika dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi (Engel, Blackwell, Miniard,1994:26).
            Selain itu H. Shodiqun Said selaku ketua I Koperasi INTAKO mengatakan :
 " Bagi Koperasi INTAKO sendiri tidaklah mudah untuk terus menerus meningkatkan jumlah konsumennya.  Hal ini disebabkan karena untuk merebut pasar kompetitif di kota Sidoarjo harus melalui persaingan yang tajam dengan perusahaan ritel atau produsen lainnya, selain itu saat ini ada fenomena alam baru yaitu lumpur Lapindo yang sedikit banyak mempengaruhi dari proses penjualan di koperasi INTAKO ".

Oleh karena itu, penting bagi  Koperasi INTAKO untuk mengetahui pengaruh Retail Mix terhadap keputusan konsumen memilih departemen store. Berlandaskan pemahaman yang baik dan tepat mengenai perilaku konsumen, diharapkan pihak  Koperasi INTAKO khususnya dan pengusaha ritel pada umumnya, akan dapat mengembangkan kegiatan pemasaran dan strategi yang efektif untuk menarik minat konsumen.
Berdasarkan uraian di atas, dimana pasar selalu dinamis dan semakin menuntut pihak pedagang untuk melakukan antisipasi pemasaran produknya, maka peneliti tertarik untuk mengungkap “ Pengaruh Retail Mix terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Koperasi INTAKO Tanggulangin Sidoarjo”.

B.     Rumusan Masalah
 Perusahaan yang menganut konsep pemasaran selalu berorientasi kepada pasar atau konsumen yang lebih menitikberatkan kepada pencapaian laba melalui kepuasan konsumen. Karena kepuasan konsumen merupakan keinginan para produsen juga, yang aplikasinya ditunjukkan dengan adanya pembelian ulang, serta loyalitas konsumen terhadap suatu toko.
Dari latar belakang permasalahan, peneliti berkeinginan mengangkat permasalahan yang dianggap mendasar, yaitu :
1. Apakah secara simultan Retail Mix mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada  koperasi INTAKO Tanggulangin Sidoarjo ?
 Apakah secara parsial Retail Mix mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada koperasi INTAKO Tanggulangin Sidoarjo dan variabel manakah yang dominan?

Selengkapnya terkait Contoh skripsi manajemen pemasaran Judul PENGARUH RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN  (Studi Pada Koperasi INTAKO Tanggulangin Sidoarjo) dari BAB I hngga BAB 5 Penutup Silahkan Miliki di sini

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...